Fiqh - Cara membersihkan Najis



1. Cara membersihkan lantai yang terkena najis, apabila menempel pada lantai, maka dibersihkan dengan air. Apabila najisnya berada di tanah, dalam bentuk cairan. Maka, cukup disiram dengan air. Sebagaimana kisah orang Arab Badui yang kencing di pojok masjid. 

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: «جاء أعرابِيُّ، فبَالَ في طَائِفَة المَسجد، فَزَجَرَه النَّاسُ، فَنَهَاهُمُ النبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَلمَّا قَضَى بَولَه أَمر النبي صلى الله عليه وسلم بِذَنُوب من ماء، فَأُهرِيقَ عليه»

Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Seorang Arab Badui datang lalu kencing di salah satu sudut masjid. Maka orang-orang membentak dan berusaha mencegahnya. Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang mereka. Setelah lelaki itu menyelesaikan kencingnya, beliau pun memerintahkan untuk mengambil satu ember air kemudian disiramkan pada bekas kencingnya." [Muttafaqun Alaih]

Namun, jika benda najis tersebut berbentuk cairan dan telah kering serta tidak menimbulkan bau, maka telah dianggap suci. Rasulullaah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Jika tanah telah mengering, maka ia telah menjadi suci dengan sendirinya" [HR. Bukhari]

2. Cara membersihkan air yang tercampur dengan najis yaitu disiram air bersih dengan jumlah yang banyak, sampai bekas najisnya tidak terlihat lagi. Selain itu, dapat dibersihkan secara modern seperti alat filtrasi air.

3. Cara membersihkan pakaian yang terkena najis, yaitu dengan dicuci air dan disikat atau diperas sampai najisnya hilang.

4. Cara membersihkan najis di tikar, karpet dan kasur yaitu disiram air dan disikat hingga najisnya hilang.

5. Cara membersihkan kulit bangkai:

    a. Kulit bangkai yang halal dimakan dapat dibersihkan dengan disamak. Sebagaimana sabda Rasulullaah صلى الله عليه وسلم: "Jika kulit bangkai telah disamak, maka ia telah bersih." [HR. Muslim]

    b. Kulit bangkai binatang yang haram dimakan. Setiap binatang yang haram dimakan bseperti babi.Maka, tidak dapat disucikan walaupun disamak.

6. Cara membersihkan air kencing bayi, yaitu:

    a. Kencing bayi perempuan wajib dicuci

    b. Kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan dengan air, batasnya ketika mereka sudah makan makanan pendamping ASI. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda: 

يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلاَمِ

"Kencing bayi perempuan wajib dicuci, sedangkan kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air."


source: 

Pertemuan 5 fikih

Ust. Irhamullah

Posting Komentar

0 Komentar