Fikih | Larangan bagi orang yang junub

 


Hal-Hal yang Diharamkan Bagi Orang Junub:

1. Mendirikan shalat, sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam surah an-Nisa ayat 43:

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقۡرَبُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمۡ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعۡلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغۡتَسِلُواْۚ وَإِن كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٞ مِّنكُم مِّنَ ٱلۡغَآئِطِ أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا }

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat, ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan debu itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

2. Thawaf mengelilingi ka'bah. Tidak dibolehkan ketika junub karena hukumnya beribadah seperti sholat. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda : "Thawaf mengelilingi ka'bah adalah shalat." [HR. an-Nasai]

3. Memegang mushaf al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman:

لَّا يَمَسُّهٗۤ اِلَّا الۡمُطَهَّرُوۡنَؕ‏ ٧٩

tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. [al-Waqiah: 79]

Rasulullaah صلى الله عليه وسلم juga bersabda: "Tidak dibolehkan menyentuh mushaf kecuali orang-orang yang suci" [HR. Imam Malik]

4. Membaca al-Quran, dari Ali beliau berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah keluar dari kamar kecil kemudian membaca al-Qur-an kepada kami dan juga makan bersama kami dan tidak ada yang menghalanginya membaca al-Qur-an kecuali janabat (junub). [HR. Tirmidzi]

5. Tinggal di dalam masjid kecuali hanya lewat sesuai dengan firman Allah Ta'aala dalam surah an-Nisa ayat 43:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَقۡرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنۡـتُمۡ سُكَارٰى حَتّٰى تَعۡلَمُوۡا مَا تَقُوۡلُوۡنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِىۡ سَبِيۡلٍ حَتّٰى تَغۡتَسِلُوۡا​ ؕ وَاِنۡ كُنۡتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ اَوۡ جَآءَ اَحَدٌ مِّنۡكُمۡ مِّنَ الۡغَآٮِٕطِ اَوۡ لٰمَسۡتُمُ النِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُوۡا مَآءً فَتَيَمَّمُوۡا صَعِيۡدًا طَيِّبًا فَامۡسَحُوۡا بِوُجُوۡهِكُمۡ وَاَيۡدِيۡكُمۡ​ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوۡرًا‏ ٤٣

Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat, ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,1 sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan debu itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

Jenis-Jenis Mandi yang DIsunnahkan:

1. Mandi di hari Jum'at 

2. Mandi saat hendak berihram untuk haji atau umrah

3. Mandi setelah memandikan mayit

4. Mandi setelah berhubungan badan (untuk lanjut ke sesi berikutnya)


source: 

Pertemuan 17 Fikih

Ust. Irhamullah

Posting Komentar

0 Komentar